Surakarta-Ali Sobron, mantan kepala SMP Yayasan Kesejahteraan Anak-anak Buta (YKAB) yang beralamat di Jalan Cokroaminoto No. 43 Jagalan Jebres Surakarta memberi penjelasan kepada Solider pada Rabu (13/8/2014)tentang ditutupnya sekolah reguler SMP YKAB Surakarta. “Dari dinas Dispora Surakarta menghimbau karena lembaga kami ini adalah khusus, maka tidak diperkenankan lagi untuk menjalankan program reguler. Karena awalnya sekolah ini adalah sekolah khusus,”jelas Ali Sobron yang saat ini kembali mengajar di SLB YKAB.
Alasan tersebut juga diperkuat bahwa SMP YKAB tidak mempunyai guru sendiri karena semua guru berasal dari yayasan, maka harus dipindah ke sekolah inklusi. Apalagi anak-anak tersebut mempunyai IQ di atas rata-rata. Akhirnya para peserta didik yang duduk di kelas 8 dan 9 dipindah ke SMP inklusi Modern Islamic School (MIS) yang berjarak tidak jauh dari SMP YKAB yakni masih di kelurahan Jagalan kecamatan Jebres. Hal ini untuk mempermudah mobilitas 4 siswa kelas 8 dan 4 siswa kelas 9 karena semuanya difabel netra.
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala SLB A YKAB Bambang Supriyadi telah memberi penjelasan bahwa sulit untuk SMP YKAB meneruskan programnya, karena sekolah berstatus reguler sedangkan para siswanya penyandang difabel netra. “Sebaiknya memang sekolah tersebut menjadi inklusi yang di situ anak-anak nondifabel juga bisa belajar namun dengan syarat mempunyai guru sendiri, atau para siswa yang ada dipindah ke sekolah inklusi,”tutur Bambang Supriyadi yang juga menjabart Ketua Rayon Pendidikan Luar Biasa (PLB).